Kampung Naga, contoh lanskap perdesaan tradisional. (Dok Delyanet Karmoni) |
Faktor-faktor yang mempengaruhi karakteristik lanskap budaya di perdesaan (rural) dan perkotaan (urban) antara lain:
1. Kondisi alam, berupa sumber daya alam, bentuk lahan (landform), iklim, dan faktor fisik lainnya.
2. Budaya atau filosofi hidup.
3. Politik, ekonomi, dan teknologi.
4. Kepercayaan.
5. Kepadatan penduduk.
6. Pengaruh asing (baik di masa lalu maupun sedang berlangsung)
Namun pada lanskap perdesaan, karakteristik lanskap banyak dipengaruhi oleh faktor alam (terutama bentuk lanskap), aktivitas masyarakat sangat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lanskap, teknologi tradisional (tanpa mesin), kepadatan penduduk relatif rendah dan komposisi relatif homogen, serta nilai religi atau adat yang kuat.
Kesatuan elemen lanskap yang membentuk suatu karakteristik lanskap disebut unit lanskap.
Contohnya:
- unit lanskap pada kesatuan wilayah atau area administratif adalah RT, RW, kota;
- unit lanskap terkait karakter ekologis antara lain sungai, lembah, taman nasional, gunung;
- unit lanskap terkait karakter sosial antara lain lembaga adat, budaya, bahasa, pekerjaan, dsb;
- unit lanskap pada kesatuan land-use atau grid adalah berdasarkan aktivitas (lahan pertanian, hutan, lapangan, dan sebagainya);
- unit lanskap pada kesatuan penggunaan atau pelayanan publik biasanya terikat pada area administrasi tertentu.
Karakteristik lanskap meliputi 3F yaitu form (form), force (kekuatan), dan feature (proses). Karakter lanskap dari form dilihat dari bentuk benda-benda fisik pada lanskap tersebut seperti arsitektur bangunan, gunung, sungai, batu besar, dan sebagainya. Force membentuk karakteristik lanskap dirasakan dari kekuatan alam (angin, air, dan sebagainya). Adapun feature membentuk karakter lanskap dari hasil proses alam yang menarik seperti pelangi, kabut, halo, hujan, gerhana, dan sebagainya.
Terdapat berbagai metode dalam menilai lanskap, namun secara umum penilaian/ assessment lanskap adalah sebagai berikut:
1. Penetapan tujuan
Penetapan tujuan penting dilakukan karena berkaitan dengan penetapan kriteria penilaian pada langkah selanjutnya.
2. Studi literatur dan survei lapang
Studi literatur dan survai lapang dilakukan untuk memperoleh data primer dan data sekunder. Kedua jenis data tersebut harus diperoleh dari narasumber yang kompeten (ahli dalam bidangnya). Jumlah narasumber perlu diperhatikan agar data yang terkumpul lebih akurat.
3. Analisis
Analisis dari data yang diperoleh dilakukan secara kuantitatif atau kualitatif, dan spasial.
4. Evaluasi
Pada tahap evaluasi, dilakukan analisis komprehensif dan holistik dari semua data dan analisis yang dilakukan sebelumnya.
5. Pembuatan rekomendasi
Rekomendasi diusulkan berdasarkan hasil evaluasi sesuai kriteria yang telah ditetapkan. Usulan rekomendasi dapat berupa kebijakan, strategi, program, aksi, site plan, atau model.
FYI, karakteristik sosial suatu lanskap biasanya sesuai dengan kesatuan wilayah. Setelah disurvei perlu dilakukan pemetaan perluasan atau penyempitan kawasan. Karakteristik sosial dipengaruhi oleh proses (tata guna lahan/ land-use, pola organisasi spasial, respon lingkungan alami, tradisi-budaya) dan komponen (jaringan sirkulasi/path, batas kawasan dan area milik/ edge, vegetasi dan struktur/ distrik, area cikal bakal/ nodes, dan elemen-elemen kecil penanda/ landmark)
** Catatan kuliah Interaksi Manusia dan Lanskap (IML) pertemuan ke-8.
0 comments:
Posting Komentar
Bahasa adalah budaya. Silakan tinggalkan komentar di sini ya! :)