Banyak prasasti-prasasti yang ditemukan di tanah Jawa menjadi bukti tertulis dan konkret yang menjadi dasar menelusuran sejarah selanjutnya. Selain tulisan dan benda sehari-hari, bangunan, foto atau gambar, ornamen, pola dan bahkan lanskap dapat menjadi contoh artefak suatu kebudayaan. Dari artefak-artefak tersebut, sejarah dan budaya suatu masyarakat dapat lebih mudah dilacak, dan dianggap lebih sahih dibandingkan jika hanya lewat cerita lisan.
Sayangnya, banyak dari kebudayaan di Indonesia terancam punah karena kurangnya literatur. Budaya lisan. Saya pribadi yakin, bahwa setiap masyarakat, sekalipun masyarakat yang tidak mengenal huruf, akan selalu memiliki bahasa. Karena dengan bahasa lah mereka dapat membentuk komunitas, berorganisasi dan bermasyarakat. Hanya saja bahasa yang mereka gunakan berbeda dengan bahasa yang digunakan oleh kebanyakan orang di bumi. Bukan karena mereka alien. Mereka hanya BERBEDA.
Lihat saja peradaban dan budaya bangsa Maya, atau Mesir. Mereka tidak mengenal huruf-huruf yang kita gunakan sekarang ini. Tapi mereka memiliki bahasa tersendiri, sandi tersendiri, yang tidak kita gunakan sehari-hari dan mereka menuangkannya ke media yang tahan lama. Batu. Dan tercatatlah mereka ke catatan sejarah dunia. Sehingga meskipun mereka menghilang dari muka bumi (entah karena apa), sejarah dan budaya mereka masih tercatat rapi dalam manuskrip dunia. Tak mudah dilupakan.
Tak heran seringkali kita kehilangan identitas budaya sehingga lebih senang mengambil tanpa menyaring budaya luar yang belum tentu cocok bagi kita dan lanskap kita. Bukan berarti ini berarti kita harus anti budaya luar. Budaya luar sangat perlu dipelajari untuk menunjang ketahanan eksistensi. Yang perlu ditekankan di sini adalah jika ESENSI budaya (atau filosofi hidup) yang hilang, maka nilai budaya lokal yang baik juga akan hilang. Jadi yang harus kita menjaga filosofi hidup, salah satunya dengan merekam lewat artefak. Jika tidak, maka rasa bangga menjadi bagian dari kesatuan besar suatu bangsa, Bangsa Indonesia, akan melebur. Dan ini menyedihkan.
Demikianlah kekuatan dahsyat dari tulisan, atau artefak lain dalam sejarah dan budaya, dalam ilmu sosial. Bahkan ilmu sains pun akan sulit diklaim ketika tidak ada catatan valid yang merekamnya.
Ayo, budayakan menulis dari sekarang! Semangat!
Bener banget Mbak, kayaknya cuma Indonesia satu2nya negara yang punya budaya plus peninggalan sejarah paling banyak and beragam, sayangnya gak semua terekam, akhirnya terlupakan.
BalasHapus